Senin, 07 Januari 2008

IDENTITAS KOLESE

Untuk mencapai tujuan, Kolese De Britto melaksanakan apa yang digariskan dalam dokumen “Ciri﷓Ciri Khas Pendidikan pada Lembaga Pendidikan Yesuit” dan menegaskan identitas kolese sebagai berikut :

1. Kolese De Britto Merupakan Wadah dan Wahana Katolik
Kolese dengan tegas dan jelas mewartakan Yesus sebagai junjungan bagi siswa katolik dan sebagai model kehidupan insani serta saksi kesempurnaan bagi siswa bukan katolik. Ciri tersebut ditampakkan dalam pendidikan religiusitas, pengungkapan iman dalam ibadat, doa bersama dan pelayanan, serta dalam mendidik siswa berdoa secara pribadi dan berefleksi. Dengan demikian, pendidikan religiusitas yang bermutu merupakan komponen penting dalam pendidikan.
Di Kolese De Britto siswa belajar untuk menghargai hal﷓hal duniawi secara wajar, tetapi sekaligus siswa didorong untuk mampu menggarami dan menghayati seluruh kegiatan sekolah / dunia dalam dimensi religius. Kolese mengembangkan integrasi iman dengan kebudayaan dan hidup serta mengembangkan dialog antarumat beragama. Kolese memberikan pelayanan pastoral yang memadai.
Karena Kolese merupakan sarana apostolik untuk melayani gereja dan masyarakat, siswa dibina untuk membentuk diri menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus. Hal itu diwujudkan dengan menjadikan Kolese sebagai wahana pembinaan untuk pelayanan dengan program﷓program pembinaan kepemimpinan. Kolese mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam gereja dan masyarakat setempat demi pelayanan terhadap sesama.
Kolese memperkenalkan latihan rohani sebagai pedoman kehidupan siswa. Kolese juga bekerja sama dengan kelompok-kelompok pengembangan iman gerejani bagi siswa﷓siswa yang ingin mengembangkan iman secara lebih intensif.

2. Kolese De Britto Merupakan Pusat Belajar
Pendidikan dilaksanakan demi siswa dan berorientasi kepada siswa. Dengan demikian, Kolese memberikan pendidikan yang secara manusiawi relevan bagi siswa, baik untuk hidupnya sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu, setiap kegiatan menghindari hal﷓hal yang tidak berguna yang hanya membebani siswa tanpa ada manfaatnya.
Kolese menerapkan Paradigma Pedagogi Ignasian dalam mendidik siswa untuk mengembangkan belajar mandiri sehingga siswa mampu mencari dan mencerna informasi yang diperlukan dan membiasakan diri untuk proses belajar seumur hidup (ongoing formation). Melalui belajar mandiri tersebut pengetahuan siswa diusahakan sedemikian mendalam sehingga siswa mampu menangkap implikasi sosial, budaya, moral, dan religius yang dipelajari. Dengan demikian, mereka tergerak untuk bersikap dan bertindak sebagai pemimpin yang melayani sesuai dengan kemampuan dan lingkupnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dinamika Latihan Rohani, yaitu konteks - pengalaman ﷓ refleksi ﷓ aksi ﷓ evaluasi. 1 dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu pendidikan.
Kolese mengusahakan pengembangan penerimaan diri dan pengetahuan yang realistis mengenai dunia sebagai persiapan partisipasi aktif dalam hidup.

3. Kolese De Britto Merupakan Wadah dan Wahana Pembinaan Kepribadian
Kolese mengembangkan keunggulan intelektual siswa yang harus disertai dengan pengembangan keunggulan kepribadian, tetapi tanpa harus merasa mengungguli orang lain. Kolese mengusahakan pembentukan pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, kreatif, dan mau bekerja keras, afektif dan imaginatif, kemampuan fisik dan kesehatan, serta sikap sportif. Semua itu disertai dengan sikap pelayanan bagi sesama yang tumbuh dari kasih. Oleh karena itu, Kolese memberikan “pembinaan pribadi secara perorangan” (cura personalis), khususnya dengan memberikan bimbingan pribadi serta konsultasi bagi pertumbuhan siswa yang integral. Melalui dan dalam berbagai kegiatan sekolah, baik akademik maupun non﷓akademik, siswa belajar berefleksi dengan maksud agar dapat membentuk nilai﷓nilai, hati nurani dan sikap yang benar, serta mengubah sikap yang kurang benar dalam dirinya sehingga siswa mampu memberikan skala prioritas yang benar dan bijaksana dalam mengambil keputusan.2 Kolese mengusahakan siswa agar dapat berkembang dalam iman dan berbuat adil. Oleh karena itu, pendidikan diarahkan untuk membentuk “manusia bagi sesama”. Dengan bimbingan guru, dalam batas﷓batas wajar dan dengan memperhatikan nilai﷓nilai luhur budaya bangsa, Kolese memberikan kebebasan kepada para siswa. Dengan cara demikian, diharapkan akhirnya para siswa dapat mandiri sebagai pribadi yang utuh.

4. Kolese De Britto Merupakan Keluarga
Kolese adalah karya kerasulan Serikat Jesus. Di dalam Kolese dikembangkan kerja sama erat antara Yesuit dengan awam yang mengambil bagian dalam kerasulan tersebut. Awam mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang nyata. Direksi Kolese membantu penyelenggaraan pelatihan profesional dan formasi kontinyu bagi guru dan karyawan serta mengusahakan pengembangan visi Ignasian. Kolese mengembangkan komunitas yang akrab, loyal, dan hubungan kerja sama yang sejuk di antara direksi, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, dan alumni. Hubungan tersebut diusahakan sebaik mungkin sehingga tercipta suasana yang memungkinkan perkembangan kreativitas, sikap kritis, dan mandiri.
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi para anaknya.3 Demi terlaksananya pendidikan yang lebih sempurna, kerja sama antara orang tua dan sekolah mutlak diperlukan. Sekolah dan orang tua perlu mengembangkan sikap saling berbagi pandangan dan visi.
Hubungan antara Kolese dan siswa tidak berhenti dengan lulusnya siswa, melainkan diharapkan dapat berlangsung terus dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara Kolese dengan para alumninya.

5. Kolese De Britto Peduli kepada Siswa yang Kurang Mampu
Sesuai dengan kemampuan finansial, Kolese secara proaktif memberikan perhatian kepada siswa yang kurang mampu, tetapi memiliki kemampuan intelektual yang cukup dan potensi-potensi lain yang dapat berkembang secara optimal.